Pages

AlobhaBand. Diberdayakan oleh Blogger.
 

Senin, 24 September 2012

Jumat, 22 Juni 2012

Hubungi kami

0 komentar
Jika berminat mengundang kami untuk mengisi acara atau Ivent silahkan hubungi kontak kami : Via Twitter atau langsung Sms atau telpon aja ke : 0857-2459-5005

ANDA UNDANG KAMI DATANG....





Dokumentasi New Hanggar Billyard Juni 2012

0 komentar







   
@Yulia_iya Lagi Beraksi





Senin, 28 Mei 2012

Sandhy Sondoro: Musik Sekarang Cuma Jual Tampang

0 komentar
Kapanlagi.com - Belakangan demam K-Pop melanda tanah air, dengan bermunculan boyband dan girlband. Fenomena itu telah mempengaruhi bukan hanya selera musik anak muda sekarang, tetapi dalam berpakaian pun mereka mengikuti gaya K-Pop.
Menjadi tanggung jawab pelaku industri musik untuk mengembalikan musik Indonesia menjadi tuan rumah di negerinya sendiri. Sebagai bentuk tanggung jawab, Mr. Puisi bersama kabartop.com menyelenggarakan festival band yang berbasis I-Pop (Indonesian Pop). Musisi kenamaan tanah air pun didatangkan untuk menjadi juri festival tersebut, seperti Sandhy Sondoro, Audy Item dan Titi Sjuman merupakan nama pelaku industri musik yang tidak diragukan lagi untuk melahirkan band bermutu.
"Kami bikin festival band yang jurinya teman-teman kita semua. Saya mengajak teman saya untuk jadi juri, yakni Sandhy Sondoro. Mudah-mudahan lewat pilihan Sandhy bisa memilih bakat-bakat musisi baru seperti dirinya," papar Made Putrawan, salah satu kreator festival band tersebut, di kawasan Manggarai, Jakarta Selatan, Minggu (26/5).
Dengan adanya festival band yang mengangkat musik I-Pop, Sandhy Sondoro yang terlibat sebagai juri dalam festival tersebut mendukung. Menurutnya boyband dan girlband bukan karakter musik Indonesia dan hanya menjual tampang saja.
"Menurut saya (boyband dan girlband), oke-oke saja. Cuma saya enggak tersentuh dengan musik-musik, cuma jual muka, joget-joget. Saya sendiri musisi dan saya menunjukkan musikalitas saya," tandasnya (kpl/hen/rea)

Dilihat sebanyak 158 kali



Attitude Punk Social Distortion

0 komentar
 Attitude Punk Social Distortion

Kapanlagi.com - Siapapun, selama Anda suka punk, pasti tahu Social Distortion adalah band panggung. Dalam artian, mereka lebih banyak berada di jalanan daripada di dalam studio merekam materi untuk album baru. Band yang konsisten memainkan punk sejak 1978 ini mengeluarkan album terakhir pada 2011, HARD TIMES AND NURSERY RHYMES.
Begitu padatnya jadwal mereka, sampai Mike Ness, satu-satunya personel asli yang tersisa, vokalis, gitaris sekaligus penulis lagu, memberitahu Salt Lake Tribune bahwa mereka harus memaksakan waktu untuk merekam album baru.
"Kami akan mengagetkan banyak orang dan datang dengan penuh gaya. Aku tidak jamin penggemar akan suka album baru ini. Ada perbedaan besar dari HARD TIMES," kata Mike yang mengaku HARD TIMES istimewa karena terasa seperti membuka pintu kreatif menuju level baru. Social Distortion telah memulai proses rekaman, tetapi karena jadwal tur terbentang sampai akhir tahun, maka penulisan lagu akan dimulai pada Januari 2013.
Social Distortion memainkan punk rock selama 34 tahun. Usia Mike sendiri sudah 50 tahun, tetapi ia menyatakan usia tidak akan menghentikan bandnya.
"Maksudmu kami sudah tua?" tanya Mike, lalu tertawa, "Persetan. Aku bertinju empat sampai lima kali seminggu. Tidak ada yang lebih baik dari usia ini. Aku sedang memikirkan apa yang bisa kulakukan 50 tahun ke depan."
Punk rock tidak hanya menjadi kegemaran dan mata pencaharian Social Distortion. Lebih dari itu, punk adalah cara dan gaya mereka menjalani hidup. Mike menceritakan ia menemani putranya pergi ke tempat tato karena tak mau sang anak mendapatkan tato dalam kondisi mabuk seperti dia dulu.
"Aku dapat tato pertamaku juga umur 17, mabuk. Anakku bilang dia ingin punya tato dan usianya 17. Aku bisa bilang apa? Aku mengantarnya ke studio tato yang steril dan punya pelayanan profesional. Itu yang bisa kulakukan untuknya," kata Mike. (lwr/rea)

Sabtu, 26 Mei 2012

Edwin Cokelat Orbitkan Muvann

0 komentar
 Edwin Cokelat Orbitkan Muvann

Kapanlagi.com - Menjadi seorang produser musik dibutuhkan kejelian dalam melihat talenta. Edwin Cokelat yang kini menjadi produser musik mulai melirik band-band yang besar di komunitas. Salah satu band yang kini sedang digarap Edwin adalah Muvann band.
Band indie yang satu ini sudah wara-wiri di berbagai pensi-pensi di Jakarta maupun di luar Jakarta, maka tidak salah jika band dengan vokalis wanita ini dijuluki sebagai Ratu Pensi. Karena memiliki fansbase yang cukup banyak membuat Edwin tertarik untuk memproduseri band yang digawangi Nisty (vokal), Widi (gitar), Dresthi (bas) Opiq (drum).
[Info untuk Anda: "Semua berita KapanLagi.com bisa dibuka di ponsel. Pastikan layanan GPRS atau 3G Anda sudah aktif, lalu buka mobile internet browser Anda, masukkan alamat: m.kapanlagi.com"]
"Ini adalah project saya, satu hal yang saya lirik, merk besar di komunitasnya. Best band indie pergerakan merek cukup besar di komunitas. Acara pensi, distro kecil atau besar. Mereka cukup besar di indie. Saya berharap, dengan memasukkan mereka ke jalur mainstream, mereka bisa tetap dengan penggemarnya yang di indie, dan bisa bertambah penggemarnya di musik yang jalur label," tegas Edwin ketika ditemui di kawasan Dharmawangsa belum lama ini.
Insting produser gitaris band Cokelat ini berkeyakinan, dengan masuknya Muvann di jalur mainstream dengan single hits mereka Kau Bukan Duniaku Lagi tidak akan mengurangi massa Muvann yang sudah terorganisir dengan baik.
"Target Muvann menapak komunitas mereka. Mereka adalah satu komunitas dengan Killing Me Inside, Pee Wee Gaskin, mereka tetap punya massa. Saya pikir belum ada band dengan vokalis cewek dari genre itu. Jadi memang kalau bicara soal pasar, band indie itu tetap ada pasarnya. Band besarnya ada Seringai, Deadsquad, dan lain-lain. CD mereka, RBT mereka tetap laku kok," pungkasnya. (kpl/hen/adb)
Dilihat sebanyak 50 kali